الأربعاء، 26 ديسمبر 2012

identifikasi struktur kecambah


I.                   PENDAHULUAN


1.1.            Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4 disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangbiakkan tanaman. Dalam buku lain tertulis benih disini dimaksudkan sebagai biji tanaman yang dipergunakan untuk tujuan pertanaman (Sutopo, 2004).
Benih juga diartikan sebagai biji tanaman yang tumbuh menjadi tanaman muda (bibit), kemudian dewasa dan menghasilkan bunga. Melalui penyerbukaan bunga berkembang menjadi buah atau polong, lalu menghasilkan biji kembali. Benih dapat dikatakan pula sebagai ovul masak yang terdiri dari embrio tanaman, jaringan cadangan makanan, dan selubung penutup yang berbentuk vegetatif. Benih berasal dari biji yang dikecambahkan atau dari umbi, setek batang, setek daun, dan setek pucuk untuk dikembangkan dan diusahakan menjadi tanaman dewasa (Sumpena, 2005).
Menurut Sadjad, dalam “Dasar-dasar Teknologi Benih”.(1975, Biro Penataran IPB-Bogor), yang dimaksudkan dengan benih ialah biji tanaman yang dipergunakan untuk keperluan pengembangan usaha tani, memiliki fungsi agronomis atau merupakan komponen agronomi. Biji merupakan salah satu bagian tanaman yang berfungsi sebagai unit penyebaran (dispersal unit) perbanyakan tanaman secara alamiah. Sedangkan bibit adalah benih yang telah berkecambah Pembibitan/pesemaian menurut Sunaryono & Rismunandar, 1984 ialah menabur atau menyebartumbuhkan atau menanam biji/benih pada suatu tempat khusus yang memenuhi persyaratan-persyaratan untuk tumbuhnya biji atau benih hingga diperoleh perkecambahan atau pertunasan (bibit) yang cepat dan baik tumbuhnya. kegiatan menanam benih atau bibit ini bersifat sementara di lokasi pembibitan, di mana tanaman muda (semai) ini dipelihara sampai saat dipindahkan ke lapangan. Tujuan pembibitan adalah untuk menyiapkan benih yang berbentuk biji hingga menjadi bibit atau tanaman muda yang siap ditanam di lahan.
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut: a)Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat. b) Benih harus bebas hama dan penyakit. c) Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta bersih dari kotoran. d) Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat. e) Mempunyai daya kecambah 80%. f) Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
Perkecambahan biji dapat dibedakan menjadi 2, yaitu : a)Epigeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat ke atas tanah, misalnya pada kacang hijau (Phaseoulus radiatus). b) Hipogeal Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di bawah tanah. Misalnya pada biji kacang kapri (Pisum sativum) (Pratiwi. 2006)
1.2.            Tujuan Praktikum
Mahasiswa mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan dikotil, kemudian mahasiswa mengetahui keragaan perkecambahan.









II.                TINJAUAN PUSTAKA


2.1.            Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan benih dapat diartikan sebagai dimulainya proses pertumbuhan embrio dari benih yang sudah matang ( Taiz and Zeiger 1998). Benih dapat berkecambah bila tersedia faktor-faktor pendukung selama terjadinya proses perkecambahan.
Perkecambahan merupakan proses metobolisme biji hingga dapat menghasilkan pertumbuhan dari komponen kecambah ( Plumula dan Radikula ). Definisi perkecambahan adalah jika sudah dapat dilihat atribut perkecambahannya, yaitu plumula dan radikula dan keduanya tumbuh normal dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan ketentuan ISTA.
Setiap biji yang dikecambahkan ataupun yang diujikan tidak selalu prosentase pertumbuhan kecambahnya sama, hal ini dipengaruhi  bebagai macam faktor-faktor yang mempengaruhi perkecambahan.
Perkecambahan secara umum ditandai dengan munculnya radikula dari permukaan kulit biji, sedangkan proses perkecambahan sudah dimulai sejak benih melakukan imbibisi air melalui kulit sampai terjadi pembentukan dan perkembangan sel – sel dari embrio. Kecepatan dan karakteristik perkecambahan setiap benih biasanya berkaitan dengan adanya factor dormansi, factor lingkungan dan factor genetis.
2.2.            Benih Normal dan Abnormal
Daya kecambah benih memberikan informasi kepada pemakai benih akan kemampuan benih tumbuh normal menjadi tanaman yang berproduksi wajar dalam lingkungan yang optimum.  Berikut ini adalah uraian kriteria kecambah normal dan abnormal. Kecambah normal yaitu kecambah yang menunjukkan potensi untuk berkembang lebih lanjut menjadi tanaman normal. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah memiliki perkembangan sistem perakaran yang baik, terutama akar primer dan akar seminal paling sedikit dua, perkembangan hipokotil baik dan sempurna tanpa ada kerusakan pada jaringan, pertumbuhan plumula sempurna dengan daun hijau tumbuh baik.  Epikotil tumbuh sempurna dengan kuncup normal dan memiliki satu kotiledon untuk kecambah dari monokotil dan dua bagi dikotil. Kecambah abnormal yaitu kecambah yang tidak menunjukkan adanya potensi untuk berkembang menjadi tanaman normal jika ditambahkan pada tanah berkualitas baik dan di bawah kondisi yang sesuai bagi pertumbuhannya. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut : kecambah rusak tanpa kotiledon, embrio pecah, dan akar primer pendek, bentuk kecambah cacat, perkembangan bagian-bagian penting lemah dan kurang seimbang.  Plumula terputar, hipokotil, epikotil, kotiledon membengkok, akar pendek, kecambah kerdil, kecambah tidak membentuk klorofil dan kecambah lunak.
2.3.            Arti Benih Tidak Berkecambah dan Penyebabnya
Benih bisa saja tidak berkecambah karena ada faktor tertentu, oleh karena itu, benih yang tidak berkecambah itu dapat dipastikan saat dilakukan pengujian, dari pertama pengujian hingga habis akhir periode pengujian benih tidak berkecambah, benih dapat disebabkan oleh banyak faktor, kemungkinan benih bisa merupakan benih yang keras, benih keras adalah benih yang hingga akhir periode pengujian tetap keras itu karena benih tidak dapat menyerap air, kemudian ada juga benih segar tetapi tidak berkecambah, benih segar yaitu benih yang tidak keras dan juga tidak keras dan juga tidak berkecambah hingga akhir pengujian,  tetapi tetap bersih, dan menunjukkan tampak masih hidup, kemudian ada juga kemungkinan benih mati, benih yang pada akhrnya mati, tidak keras, biasanya benih mati lunak, warnanya memudar, dan sering kali disebabkan cendawan.

2.4.            Manfaat Identifikasi Struktur Kecambah dalam Bidang Pertanian
Identifikasi struktur kecambah dalam bidang pertanian  sangat erat kaitannya karena perlu diketahui bahwa, pengujian benih itu dilakukannya identifikasi strukur agar bisa mengetahui bahwa benih itu baik atau tidaknya, untuk ditanam di lahan, oleh sebab itu identifikasi struktur kecambah sangat membantu para petani, agar para petani kita tidak mengalami gagal panen, maupun hasil produksi tidak maksimal karena disebabkan kecambah atau pun benih yang tidak baik.





















                                           





III.             BAHAN DAN METODE


3.1.            Waktu dan Tempat
             Pelaksanaan praktikum identifikasi struktur kecambah benih dan pedoman penilaian uji daya perkecambahan dan kekuatan tumbuh benih ini dilaksanakan pada hari senin,tgl 29,10,2012. Dan pelaksaan prktikum ini dilaboratorium BDP, jurusan budidaya pertanian,fakultas pertanian universitas pertanian.
3.2.             Alat dan Bahan
            Bahan yang digunakan pada praktikun ini yaitu, Benih monokotil (padi dan jagung), benih dikotil (kedelai, kacang tanah, kacang panjang, kacang hijau, cabe dll), substrat perkecambahan (kertas,pasir, arang sekam,) dan air. Sedangkan bahan yang digunakan seperti alat pengecambah/bak plastik dan lembar plastik, piset,pengepres kertas, buku gambar, pensil, pengsil warna, dan penggaris.
3.3.            Cara kerja
            Cara kerja yang dilakukan dalampraktikum ini yaitu:
1.      Menyeiapkan bak perkecambahan dengan substrat pasir/arang sekam yang lembab atau substrat kertas yang juga lembab.
2.      Menanam ±25 butir benih (tergantung besar/kecilnya) dari masing-masing spesies(4 spesies)didalam bak perkecambahan/kertas dengan kedalam tanam yang sesuai.
3.      Mengamati gambar struktur kecambah pada minggu berikutnya (umur 7 Hst)
4.      Menggunakan warna yang sesuai untuk gambar struktur kecambah dan memberikan keterangan yang sesuai untuk struktur kecambah tersebut.
5.      Mengamati juga tipr perkecambahan benih tersebut
6.      Membandingkan struktur benihdan struktur kecambah yang tumbuh
7.      Mencari literatur gambar/gambar sebagai pembanding untuk mempernudah pengamatan kecambah normal dan lain-lain
8.      Khusus untuk media kertas ditnama dengan cara UDK,UAK,UKDd,UKDdp



IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1.            Hasil Pengamatan
No
Nama Benih
Jenis benih
Tipe Perkecambahan
Keterangan
Benih Normal
Benih ab-normal
1.
Kacang panjang
Dikotil
Epigeal
-Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh
-Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/rebah
2.
Kacang hijau
Dikotil
Epigeal
-Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Daunya utuh
-Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk/rebah
3.
Kacang tanah
Dikotil
Epigeal
-Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna
-Kecambah kerdil
-Akar dan batang busuk
-Kotiledon rusak
-Terserang jamur
4.
Jagung
Monokotil
Hypogeal
-Kecambah utuh
-Bagian akar sekunder terlihat jelas
-Batang berkembang dengan baik
-Kotiledonya sempurna
-Daun rusak/tidak utuh
-Batang busuk dan rebah
-terserang jamur
5.
Kedelai
Dikotil
Epigeal
-Terlihat akar primer dan skunder jelas
-Batang tumbuh dengan baik dan kotiledon sempurna
-Kecambah kerdil
-Akar dan batang rusak/busuk
-Kotiledon rusak


4.2.            Pembahasan
4.2.1.      Kacang Panjang (Vigna sinensis)






 





Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas kacang panjang merupakan jenis benih dari tanaman dikotil. Tipe perkecambahannya yaitu epigeal. Ciri-ciri dari benih kacang panjang yang normal yaitu kecambah utuh,bagian akar sekunder terlihat jelas, batang berkembang dengan baik dan daunya utuh sedangkan ciri-ciri yang abnormal antara lain daun rusak/tidak utuh dan batang busuk/rebah.
4.2.2.      Kacang Hijau






 







Berdasarkan tabel pengamatan di atas kacang hijau merupakan jenis benih dari tanaman dikotil. Tipe perkecambahannya yaitu epigeal. Ciri-ciri benih kacang hijau yang normal yaitu kecambah utuh, bagian akar sekunder terlihat jelas, batang berkembang dengan baik dan kotiledonya sempurna. Sedangkan untuk benih yang abnormal yaitu daun rusak/tidak utuh dan batang busuk/rebah.
4.2.3.      Kacang Tanah







 



Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas kacang tanah merupakan jenis benih dari tanaman dikotil. Tipe perkecambahannya yaitu epigeal. Ciri-ciri benih kacang tanah yang normal yaitu kecambah utuh, bagian akar sekunder terlihat jelas, batang berkembang dengan baik dan  kotiledonya sempurna. Sedangkan untuk benih yang abnormal ciri-cirinya adalah sebagai berikut yaitu kecambah kerdil, akar dan batang busuk, kotiledon rusak dan terserang jamur.
4.2.4.      Jagung (Zea mays)






 






Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas jagung merupakan jenis benih dari tanaman monokotil dengan tipe perkecambahannya adalah hypogeal. Ciri-ciri benih jagung yang normal yaitu kecambah utuh, bagian akar sekunder terlihat jelas, batang berkembang dengan baik, dan kotiledonya sempurna. Sedangkan untuk benih jagung yang abnormal yaitu daun rusak/tidak utuh, batang busuk dan rebah dan terserang jamur.
2.4.5. Kedelai





Berdasarkan tabel hasil pengamatan di atas kedelai merupakan jenis benih dari tanaman dikotil dengan tipe perkecambahannya adalah epigeal. Ciri-ciri benih kedelai yang normal yaitu terlihat akar primer dan skunder jelas dan batang tumbuh dengan baik dan kotiledon sempurna. Sedangkan untuk benih kedelai yang abnormal yaitu kecambah kerdil, akar dan batang rusak/busuk dan kotiledon rusak.





















V.                KESIMPULAN


5.1.            Kesimpulan
Dengan adanya praktikum ini dapat mengetahui struktur kecambah berbagai tanaman pangan yang tergolong pada monokotil dan dikoti dengan tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal dan dapat mengetahui keragaan perkecambahan berbagai macam benih.
5.2.            Saran
Praktikum yang telah dilaksanakan sudah cukup baik hanya saja perlu ditingkatkan lagi dalam hal penambahan materinya






















DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2008. Pengujian Kadar Air Benih. http://www.indobiogen.or.id/terbitan/agrobio/abstrak/agrobio. Diakses pada tanggal 30 April 2008.
Chanan, M. 2004. Pengaruh Masa Simpan Benih Terhadap Viabilitas Leda (Eucalyptus deglupta Blume). J. Tropika 11 (2) : 215 – 220.
Harrington, J. F. 1972. Seed Storage and Longevity In : Seed Biology. Academic Press. New York.
Sukarman dan M. Hasanah. 2005. Perbaikan mutu Benih Aneka Tanaman Perkebunan Melalui Cara Panen dan Penangan Benih. Jurnal Litbang Pertanian. 22(1) : 16-23.












ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق